Sunday, May 2, 2010

Hidup manusia

Hidup manusia
Perjalanan dalam hidup manusia,tidak terlepas dari rasa bahagia dan sedih,tidak akan selamanya seorang manusia akan bahagia,hidup senang tanpa kurang apapun.begitu pula sebaliknya tidak selamanya seorang manusia hidup dalam kesusahan.
Kebahagiaan seseorang tidak dapat ditentukan dari banyaknya harta yang dia miliki,walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa harta (uang) suatu hal yang penting, namun dalam kenyataannya kebahagiaan tidak dapat dibeli dengan uang.
Dunia berputar begitu pula kehidupan manusia seperti roda kadang di atas dan terkadang di bawah,hal ini sudah merupakan alur dalam kehidupan.
Bagaimana seorang manusia menyikapi keadaan yang sedang dia alami? bila seorang manusia sedang berada di atas janganlah terlena dengan apa yang dimiliki karna suatu saat bisa saja dia terjatuh,begitu pula sebaliknya bila seorang sedang berada di bawah janganlah mengeluh apalagi sampai putus asa dalam menjalani hidup.Haruslah terjadi simbiosis mutualisme antara yang kaya dengan yang miskin,agar tidak terjadi kesenjangan dalam kehidupan sosial, sebenarnya masalah kemiskinan tidak akan bisa hilang sampai kapanpun karna sudah takdir bahwa di dunia ini selalu ada dua hal yang berlawanan (kaya >< miskin) akan tetapi jika dalam hidup ini saling membantu antara sesama manusia berjalan maka tidak akan terjadi kesenjangan yang jauh antara yang kaya dengan yang miskin...
Pada intinya manusia entah dimana pun dia tinggal,harus saling membantu diantara sesama,karna seseorang tidak dapat hidup tanpa orang lain...


Selengkapnya....

Friday, March 19, 2010

Sastra Jawa

http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Jawa_Kuno 
Sastra Jawa

Sastra Jawa Kuno atau seringkali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan.


Karya-karya sastra Jawa penting yang ditulis pada periode ini termasuk Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa Jawa Kuno.

Karya sastra Jawa Kuno sebagian besar terlestarikan di Bali dan ditulis pada naskah-naskah manuskrip lontar. Walau sebagian besar sastra Jawa Kuno terlestarikan di Bali, di Jawa dan Madura ada pula sastra Jawa Kuno yang terlestarikan. Bahkan di Jawa terdapat pula teks-teks Jawa Kuno yang tidak dikenal di Bali.

Penelitian ilmiah mengenai sastra Jawa Kuno mulai berkembang pada abad ke-19 awal dan mulanya dirintis oleh Stamford Raffles, Gubernur-Jenderal dari Britania Raya yang memerintah di pulau Jawa. Selain sebagai seorang negarawan beliau juga tertarik dengan kebudayaan setempat. Bersama asistennya, Kolonel Colin Mackenzie beliau mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa Kuno.

Mengenai istilah Jawa Kuno

Istilah sastra Jawa Kuno agak sedikit rancu. Istilah ini bisa berarti sastra dalam bahasa Jawa sebelum masuknya pengaruh Islam[1] atau pembagian yang lebih halus lagi: sastra Jawa yang terlama. Jadi merupakan sastra Jawa sebelum masa sastra Jawa Pertengahan. Sastra Jawa Pertengahan adalah masa transisi antara sastra Jawa Kuno dan sastra Jawa Baru. Di dalam artikel ini, pengertian terakhir inilah yang dipakai.
Tradisi penurunan

Sastra Jawa Kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Sehingga mereka jarang yang tertulis dalam bentuk asli seperti pada waktu dibuat dahulu, kecuali jika ditulis pada bahan tulisan yang awet seperti batu, tembaga dan lain-lain. Prasasti tertua dalam bahasa Jawa Kuno berasal dari tahun 804, namun isinya bukan merupakan teks kesusastraan. Teks kesusastraan tertua pada sebuah prasasti terdapat pada Prasasti Siwagreha yang ditarikh berasal dari tahun 856 Masehi.

Tinjauan umum

Banyak teks dalam bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan dari abad ke-9 sampai abad ke-14. Namun tidak semua teks-teks ini merupakan teks kesusastraan. Dari masa ini terwariskan sekitar 20 teks prosa dan 25 teks puisi. Sebagian besar dari teks-teks ini ditulis setelah abad ke-11.

Daftar Karya Sastra Jawa Kuno dalam bentuk prosa

   1. Candakarana
   2. Sang Hyang Kamahayanikan
   3. Brahmandapurana
   4. Agastyaparwa
   5. Uttarakanda
   6. Adiparwa
   7. Sabhaparwa
   8. Wirataparwa, 996
   9. Udyogaparwa
  10. Bhismaparwa
  11. Asramawasanaparwa
  12. Mosalaparwa
  13. Prasthanikaparwa
  14. Swargarohanaparwa
  15. Kunjarakarna

Daftar Karya Sastra Jawa Kuno dalam bentuk puisi (kakawin)

   1. Kakawin Tertua Jawa, 856
   2. Kakawin Ramayana ~ 870
   3. Kakawin Arjunawiwaha, mpu Kanwa, ~ 1030
   4. Kakawin Kresnayana
   5. Kakawin Sumanasantaka
   6. Kakawin Smaradahana
   7. Kakawin Bhomakawya
   8. Kakawin Bharatayuddha, mpu Sedah dan mpu Panuluh, 1157
   9. Kakawin Hariwangsa
  10. Kakawin Gatotkacasraya
  11. Kakawin WrettasaƱcaya
  12. Kakawin Wrettayana
  13. Kakawin Brahmandapurana
  14. Kakawin Kunjarakarna, mpu "Dusun"
  15. Kakawin Nagarakretagama, mpu Prapanca, 1365
  16. Kakawin Arjunawijaya, mpu Tantular
  17. Kakawin Sutasoma, mpu Tantular
  18. Kakawin Siwaratrikalpa, Kakawin Lubdhaka
  19. Kakawin Parthayajna
  20. Kakawin Nitisastra
  21. Kakawin Nirarthaprakreta
  22. Kakawin Dharmasunya
  23. Kakawin Harisraya
  24. Kakawin Banawa Sekar Tanakung

Sedangkan naskah manuskrip tertua adalah sebuah naskah daun nipah yang berasal dari abad ke-13 dan ditemukan di Jawa Barat. Naskah nipah ini memuat teks Kakawin Arjunawiwaha yang berasal dari abad ke-11

Selengkapnya....

Friday, March 12, 2010

Haruskah


Hari-hari terasa membeku
Saat kau tinggalkan diriku
Sendiri dalam sepi
Sendiri ratapi sepi

Kini semua telah berubah
Tak ada lagi asa dan arah
Selimuti jiwa yang resah
Terbunuh dalam gelisah

Haruskah semua ini aku lalui
Haruskah aku terus menangis
Terkubur dalam emosi
Rasakan semua pedih sendiri
Haruskah aku terus berlari
Lepaskan semua kebekuan ini
Sendiri
Sendiri




Selengkapnya....